musin tanam di Trehean, Barut, tahun lalu |
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Peternakan Barut Sunoto di Muara Teweh, Kamis (11/11) mengatakan, puncak musim tanam periode Okmar 2010/2011 di sejumlah sentra tanaman padi sawah dan ladang di daerah setempat terpaksa ditunda karena perubahan cuaca atau anomali.
Menurutnya, musim tanam padi biasanya sudah dimulai sekitar minggu kedua Oktober. Namun karena tingginya curah hujan, diperkirakan petani menanam padi paling cepat akhir November tahun ini.
"Petani kesulitan mengolah lahan baik padi ladang maupun padi sawah karena hujan terus mengguyur Muara Teweh dan beberapa desa lainnya di Barut," ungkap Sunoto.
Dia mengawatirkan penundaan pucak musim tanam Okmar ini berpengaruh pada tanaman padi yang di lahan irigasi dan ladang sistem tadah hujan. Apalagi, menghadapi musim hujan yang mengakibatkan banjir dan serangan hama.
Sunoto mengakui, saat ini dampak banjir sudah dialami sejumlah petani padi sawah di Desa Pepas, Kecamatan Montallat yang lebih dulu melakukan penyemaian benih. "Padi mereka mati akibat terendam banjir," imbuhnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kawasan lahan persawahan yang rawan diterjang banjir terdapat di sejumlah desa di wilayah Kecamatan Gunung Timang dan Montallat, terutama di pinggiran Sungai Montallat (anak Sungai Barito).
"Desa-desa yang berada di wilayah Kecamatan Montallat dan Teweh Tengah di sepanjang daerah aliran Sungai Barito, hampir semuanya rawan dilanda banjir. Ini salah satu hambatan penargetan periode musim tanam tiap tahunnya," pungkas Sunoto.
Tidak ada komentar: