Banjir Muara Teweh tahun lalu. dok : suarapublic |
Hendra, seorang staf Bagian Pengairan Dinas Pekerjaan Umum mengatakan, beberapa hari ini daerah daratan rendah di Kecamatan Gunung Timang dan Montallat sudah mulai terendam air. "Waktu kita memeriksa proyek dua hari lalu, ketinggian air sudah mencapai satu meter dipintu masuk rumah penduduk," katanya, Kamis (18/11/2010), siang.
Desa kini dilanda banjir itu di antaranya Walur dan beberapa desa sekitarnya, kelurahan Montallat. Sejauh pengamatan Hendar yang kelokasi untuk memeriksa sebuah proyek pembuatan saluran air persawahan beberapa desa di kecamatan itu, hampir semua rumah warga setempat terlihat terendam air.
"Tapi tadi siang saya dapat laporan warga disana air katanya sudah mulai surut. Makanya besok saya kembali kelokasi untuk memeriksa proyek kita disana. Kemaren pemeriksaan batal karena lokasi proyek digenangi air setinggi pinggang," timpal Uzi, seorang rekanan proyek pembuatan parit sawah itu.
Pantauan, Kamis, di Muara Teweh ibukota Kabupaten Barut juga tampak mulai tergenang air. Terutama di daerah dataran rendah seperti Kelurahan Jampu dan desa sekitarnya. Ketinggian air menurut laporan yang diterima saat ini sudah mencapai lutut orang dewasa.
Banjir di Keluarahaan Jampu sendiri akibat luapan sungai Teweh, anak sungai Barito jalur menuju Kecamatan Teweh Timur dan Gunung Purei. Namun sejauh ini, belum ada laporan di desa pedalaman sungai Teweh dilanda banjir. "Debit air cepat naik di Kelurahan Jambu karena turut terkena luapan sungai Barito," kata Salimudin, pemuda setempat.
Sedangkan banjir di Kecamatan Gunung Timang dan Montallat akibat luapan air sungai Montallat yang merupakan jalur transportasi sungai menuju puluhan desa pedalaman diwilayah Gunung Timang.
"Biasanya air disana cepat naik dan cepat turunnya. Dikawatirkan debit air naik pada malam hari, karena rentan memakan korban paling tidak harta benda warga turut hanyut oleh derasnya arus air," kata Saprudin S Tingan, warga asal Kandui, ibukota Kecamatan Gunung Timang.
Sebelumnya, pada awal November lalu, pihak BMKG Kalteng memperingati agar masyarakat di tiga kabupaten bagian hulu DAS Barito seperti Kabupaten Barito Utara, Barito Selatan dan Murung Raya, agar lebih waspada menghadapi puncak musim penghujan tahun ini.
Pasalnya, tinggi curah hujan pada Oktober saja sudah mencapai 721 milimeter (ml). Ini jauh melebihi tingkat normal yang hanya 150-200 ml. Karenanya tiga kabupaten itu diprediksi sangat berpotensi terjadi banjir besar.
"Saat ini, sudah masuk puncak hujan. Hujan yang turun dipastikan akan lebih besar dari Oktober lalu," kata Kepala Stasiun Meteorologi (Kasmet) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalteng Hidayat kepada wartawan, saat itu.
Tidak ada komentar: