upperads

Slider

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

POLITIKAL NEWS

Business

Technology

KRIMINALITAS

ANTI KORUPTOR

Sports

POROS KALTENG

» » » » Dusun Tronoi Desa Jojang Terancam Rawan Pangan

Sungai di daerah Jojang (dok : M Rosidi/WWF)
PURUKCAHU - Warga Dusun Tronoi, Desa Jojang, Kecamatan Seribu Riam, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, dilaporkan terancam rawan pangan. Penyebabnya lantaran beberapa ladang masyarakat setempat dinyaratakan gagal panen.

Kondisi masyarakat di dusun yang berada di pedalaman tersebut sudah dilaporkan Camat Seribu Riam, Sius Anggen kepada pemerintah daerah setempat guna meminta bantuan beras.

Wakil Bupati Murung Raya Nuryakin di Puruk Cahu, membenarkan kabar tersebut. "Ada puluhan warga di dusun tersebut mengalami krisis pangan terutama beras karena gagal panen padi. Kegagalan itu diakibatkan anomali cuaca saat ini," kata Nuryakin kepada wartawan.

Laporan tersebut langsung disikapi pemerintahan setempat dengan mengirimkan sedikitnya 500 kg beras ke Dusun Tronoi untuk membantu pangan sekitar 20 KK yang dilaporkan terancam kelaparan disana.

"Masyarakat di dusun tersebut sehari-hari selain berladang juga mencari kayu gaharu dan menjadi penjaga goa sarang burung walet. Daerah tempat mereka tinggal memang terpencil dan sulit dijangkau transportasi baik darat maupun sungai," ungkap Nuryakin.

Menurut Nuryakin, dengan kondisi transportasi sulit itu pasokan barang kebutuhan pokok warga setempat juga mengalami hambatan, karena hampir tidak ada pedagang yang mau menjangkau daerah tersebut.

Karena sulitnya transportasi itu masyarakat setempat hanya mengandalkan hasil pertanian untuk kebutuhan sehari-hari. Meskipun ada pasokan barang lain yang dibawa warga setempat kalau bepergian keluar dusun namun jumlahnya sangat terbatas.

Diakui Nuryakin, untuk menjangkau dusun (tumpung) tersebut melalui angkutan darat membutuhkan waktu sekitar enam jam dari Puruk Cahu ke Desa Jojang, Kecamatan Seribu Riam.

Kemudian dari Desa Jojang menuju Dusun Tronoi membutuhkan waktu lima jam dengan menggunakan perahu bermotor (ces) berkapasitas maksimal tiga orang menyusuri Sungai Busang (anak Sungai Barito) yang penuh riam dan bebatuan.

Perjalananan dilanjutkan dengan jalan darat yakni perahu diangkat ke darat kemudian didorong menggunakan rel kayu (seperti rel kereta api) sepanjang 200 meter kemudian turun kembali ke sungai hingga sampai dusun tersebut.

"Memang dusun itu sangat terisolir, bayangkan betapa sulitnya medan yang ditempuh warga setempat, sehingga angkutan barang juga sangat sulit dibawa karena sarana angkutan sangat terbatas," jelasnya.

Melihat kondisi yang sangat terbatas itu pemerintah di kabupaten yang kaya akan sumber daya alam berupa tambang batu bara, emas dan kayu itu masih menjajaki untuk melakukan pemindahan dusun ke tempat yang baru (relokasi) seperti yang dilakukan terhadap Desa Prahau di Kecamatan Seribu Rima yang juga sulit dijangkau.

"Kita masih melakukan penjajakan dan pendekatan kepada masyarakat untuk merelokasi warga di daerah tersebut," imbuhnya.

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply