Mas Achmad Santosa |
"Sebelum kasus di Bali, Gayus diduga juga mendapat treatment khusus. Oleh karena itu, langkah awal mononaktifkan sembilan polisi di Rutan Brimob sangat tepat," kata anggota Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Mafia Hukum, Mas Achmad Santosa, Kamis (11/11/2010), dikutif dari kompas.com.
Mas Achmad Santosa mengatakan itu di sela diskusi "Strategi Pemberantasan Mafia Hukum" di Surabaya.
Meski demikian, untuk mengumpulkan fakta dan informasi lebih lanjut, sejak tiga hari lalu Satgas langsung menerjunkan tim pencari fakta yang berjumlah tujuh orang. Dari hasil temuan tim pencari fakta, Satgas akan mengusulkan rekomendasi dan koreksi kepada Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menhuk dan HAM) Patrialis Akbar.
"Kami tidak ingin kasus serupa terulang lagi. Kami akan segera bertemu Kapolri dan Menhukham untuk membahas hal ini," paparnya.
Menurut Mas Achmad, Menhuk dan HAM juga harus bertanggung jawab terhadap kasus keluarnya Gayus dari Rutan Mako Brimob. Masalahnya, Rutan Mako Brimob adalah salah satu cabang rutan induk Salemba yang berada di bawah kewenangan Kemhuk dan HAM.
Mas Achmad sendiri yakin foto penonton pertandingan tenis di Bali yang diambil oleh fotografer Kompas adalah Gayus. Meski demikian, kepastian apakah foto tersebut Gayus harus dibuktikan secara hukum.
"Saya sendiri empat kali pernah bertemu Gayus, yaitu saat menjemput dia di Singapura dan di pengadilan. Jika dibandingkan dengan foto di Bali, sekarang dia memang lebih gemuk. Tapi, wajahnya memang mirip," sebutnya.
Tidak ada komentar: