Jember - Lagi-lagi dosen terlibat dalam kasus dugaan korupsi dana hibah Program Penanganan Sosial Ekonomi Masyarakat (P2SEM). Kali ini tiga dosen Universitas Jember (Unej) dijadikan tersangka kasus P2SEM dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Bapemas Provinsi Jawa Timur.Sigit Prabowo, jaksa penyidik kasus itu mengatakan, tiga dosen itu adalah Kepala Lembaga Penilitan DR. Cahyo Adibowo, Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat Dr. Dra. Sudarti, dan dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat, Nuryadi. "Berkasnya akan kami limpahkan bulan ini," katanya, dikutif dari situs Tempo, Kamis (7/10).
Cahyo diduga kuat melakukan penggelembungan dana dan melakukan kegiatan fiktif dana sebanyak Rp 200 juta. Dana tersebut sesuai dengan permohonannya yang diajukan ke Bapemas Jawa Timur. Dalam proposalnya, Cahyo menyebut dana itu bakal digunakan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi gula kelapa di Desa Banjarsari Kecamatan Bangsalsari tahun 2008. "Setelah kami selidiki, ternyata kegiatannya fiktif," kata Sigit.
Sedangkan Sudarti, dosen FKIP Unej kini ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi dana P2SEM oleh Kejaksaan Lumajang dan Jember. Di Lumajang, dia diduga kuat menggelapkan dana P2SEM sebesar Rp 300 juta.
Sedangkan di Jember, dia menjadi salah satu penerima dana sebesar Rp 860 juta. Dari jumlah ini diduga ia menyelewengkan Rp 400 juta.
Hal yang sama dialami, Nuryadi, dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Unej. Ia terdakwa kasus pemotongan dana P2SEM dan menjadi perantara dana hibah itu untuk sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat. Sebagai perantara, ia menyunat 20 persen dari dana yang diterima masing-masing LSM.
Kepala Humas Unej, Rokhani mengatakan, pihaknya masih menunggu keputusan tetap terhadap ketiga dosen itu. "Untuk dosen yang mempunyai jabatan tertentu seperti Ketua LPM, kami masih mempertimbangkannya. Karena posisi itu sangat vital dan strategis bagi Unej," ujarnya.
Tidak ada komentar: