upperads

Slider

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

POLITIKAL NEWS

Business

Technology

KRIMINALITAS

ANTI KORUPTOR

Sports

POROS KALTENG

» » » » Investor Perusahaan Besar Rintis Investasi di Papua

Danau Sentani Papua (web)
JAYAPURA - Setahun pasca Papua Investment Day, sejumlah investor mulai merintis usaha di provinsi kaya sumber daya alam tersebut.

Menurut Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Zulkifli Zaini, Grup Wilmar adalah salah satunya. Melalui tiga anak usaha, Wilmar melirik usaha perkebunan tebu dan kelapa sawit di Kabupaten Merauke.

"Kami telah bertemu Wilmar beberapa hari lalu, mereka juga sudah menjadi nasabah Bank Mandiri cabang Merauke," tutur Zulkifli di Jayapura kemarin.

Namun, dia belum memastikan apakah Bank Mandiri akan membiayai proyek-proyek yang digarap Wilmar di Papua. "Tentu nanti kami lihat dulu, jika memang layak, tentu kami biayai. Mereka adalah nasabah lama Bank Mandiri."

Selain Wilmar, sejumlah kelompok usaha lain juga dalam proses membuka investasi seperti Trakindo dan Djarum. Berdasarkan data Bank Mandiri, Trakindo kini tengah melakukan kajian guna mendirikan pabrik komponen alat berat di Teluk Bintuni guna mendukung industri minyak dan gas, salah satunya proyek Tangguh.

Adapun, Djarum telah melakukan survei dan berminat untuk mengembangkan bisnis pariwisata, hotel, dan perkebunan.

Papua Invesment Day adalah forum pertemuan investor dengan para pejabat birokrat Papua yang difasilitasi Bank Mandiri pada Oktober 2009. Saat itu, sedikitnya 28 kelompok usaha yang merupakan nasabah Bank Mandiri hadir.

Zulkifli menambahkan salah satu proyek yang cukup menarik untuk dibiayai adalah pembangkit listrik tenaga air di Memberamo. Proyek itu memerlukan dana US$380 juta, dan sedang disiapkan oleh perusahaan bentukan Pemprov Papua yakni PT Raya Anugerah Papua.

Menurut Direktur Bank Mandiri Ogi Prastomiyono, PT Freeport Indonesia sanggup membeli listrik tersebut, selain untuk kebutuhan lima kabupaten di Papua barat. "Freport itu membelanjakan Rp1 triliun-Rp2 triliun untuk listrik. Jadi, pasar proyek ini sangat jelas," tuturnya.

Adapun, Pemimpin Kantor Bank Indonesia Leo Tandiarang mengatakan perekonomian di Papua saat ini mengalami Anomali. "Sebab bila sektor tambang dan energi di keluarkan, pertumbuhan ekonomi Papua negatif."

Menurut dia, tantangan terbesar masyarakat Papua adalah memenuhi kebutuhan pokok. Sebab, sayur-mayurpun harus ditransfer dari daerah lain. Leo menyebutkan keterbatasan infrastruktur membuat harga barang-barang menjadi mahal, karena hanya mengandalkan transportasi udara.

"Jadi saya rasa, hal mendesak yang harus dilakukan adalah mengembangkan sektor pertanian," katanya. sumber : web.bisnis.com

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply